Sabtu, 18 April 2009

Mutiara Cinta

Cinta sebenarnya tidak buta. Cinta adalah sesuatu yang murni, luhur dan diperlukan.
Yang buta adalah bila cinta itu menguasai dirimu tanpa suatu pertimbangan.

Bukan laut namanya jika airnya tidak berombak, bukan cinta namanya jika perasaan tidak pernah terluka,bukan kekasih namanya jika hatinya tidak pernah merasa rindu dan cemburu.

Cinta bukanlah dari kata-kata tetapi dari segumpal keinginan diberi pada hati yang memerlukan.Tangisan juga bukanlah pengobat cinta karena ia tidak mengerti perjalanan hati nurani.

Kejarlah cita-cita sebelum cinta, apabila tercapainya cita-cita maka dengan sendirinya cinta itu akan hadir.
Cinta seringkali akan lari bila kita mencari, tetapi cinta jua seringkali dibiarkan pergi bila ia menghampiri.

Cinta pertama adalah kenangan, Cinta kedua adalah pelajaran, dan cinta yang seterusnya adalah satu keperluan karena hidup tanpa cinta bagaikan masakan tanpa garam. Karena itu jagalah cinta yang dianugerahkan itu sebaik-baiknya agar ia terus mekar dan wangi sepanjang musim.

Kecewa bercinta bukan berarti dunia sudah berakhir.Masa depan yang cerah berdasarkan pada masa lalu yang telah dilupakan. Kamu tidak dapat melangkah dengan baik dalam kehidupan kamu sampai kamu melupakan kegagalan kamu dan rasa kekecewaan itu.

Hanya diperlukan waktu semenit untuk menafsir seseorang, sejam untuk menyukai seseorang dan sehari untuk mencintai seseorang, tetapi diperlukan waktu seumur hidup untuk melupakan seseorang.

Hidup tanpa cinta sepeeti makanan tanpa garam. Oleh karena itu, kejarlah cinta seperti kau mengejar waktu dan apabila kau sudah mendapat cinta itu, jagalah ia seperti kau menjaga dirimu. Sesungguhnya cinta itu karunia Tuhan Yang Maha Esa.

Cintailah orang yang engkau kasihi itu sekedranya, mungkin saja dia akan menjadi orang yang kau benci pada suatu hari kelak. Juga bencilah terhadap orang yang kamu benci itu sekedarnya,barangkali dia akan menjadi orang yang engkau kasihi pada suatu hari nanti.

Janganlah kau tangisi perpisahan dan kegagalan bercinta, karena pada hakikatnya jodoh itu bukan ditangan manusia.Atas kasih sayang Tuhan kau dan dia bertemu, dan atas limpahan kasihNya jua kau dan dia dipisahkan bersama hikmah yang tersembunyi. Pernahkan kau berfikir kebesaranNya itu ?

Cinta itu tidak menjanjikan sebuah rumah tangga aman damai, tetapi penerimaan dan tanggung jawab adalah asas utama kebahagiaan rumah tangga. Cinta hanya sebuah keindahan perasaan, cinta akan bertukar menjadi tanggung jawab apabila terbinanya sebuah rumah tangga.

Memberikan seluruh cintamu kepada seseorang bukanlah jaminan dia akan membalas cintamu, jangan mengharapkan balasan cinta, tunggulah sampai cinta berkembang dihatinya, tetapi jika tidak, berbahagialah karena cinta tumbuh dihatimu.

Cinta bukanlah dari kata-kata, tetapi dari segumpal keinginan diberi pada hati yang memerlukan.Cinta lebih mudah mekar dihati yang sedang dilanda kecewa, cinta seperti ini adalah cinta yang mengharapkan belas kasihan,oleh karena itu, bila sepi telah punah maka biasanya cinta juga akan turut terbang.

Cinta yang dikaitkan dengan kepentingan pribadi akan berubah menjadi putus asa.
Dalam sebuah percintaan,janganlah kamu sesali perpisahan tetapi sesalilah pertemuan.
Karena tanpa pertemua tidak akan ada perpisahan. Menikahlah dengan orang yang lebih mencintai diri kita daripada kita mencintai diri orang itu. Itu lebih baik daripada menikahi orang yang kita cintai tetapi tidak menyintaidiri kita karena adalah lebih mudah mengubah pendirian diri sendiri daripada mengubah pendirian orang lain.

Cinta yang suci dapat dilihat dari pengorbanan seseorang, bukanlah dari pemberian semata.Ibaratkalah kehilangan cinta itu seumpama hilangnya cincin permata di lautan luas yang tiada bertepi dan harus dilupakan.
Cinta tidak selalu bersama jodoh, tapi jodoh selalu bersama cinta.

Kata pujangga ; Cinta letaknya di hati, meskipun tersembunyi, namun getarannya jelas sekali. Ia mampu mempengaruhi fikiran sekaligus mengendalikan tindakan kita sehingga kadangkala kita melakukan hal terbodoh tanpa kita sadari.

Cinta dimulai dengan senyuman, tuumbuh dengan dekapan dan seringkali berakhir dengan air mata.

Mutiara Cinta

Jika kita mencintai seseorang, kita akan senantiasa mendo'akannya walaupun dia tidak berada disisi kita.Tuhan memberikan kita dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar dan dua mata untuk melihat. Tetapi mengapa Tuhan hanya menganugerahkan sekeping hati pada kita ? Karena Tuhan telah memberikan sekeping lagi hati pada seseorang untuk kita mencarinya. Itulah Cinta ...

Jangan sesekali mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba. Jangan sesekali menyerah jika kamu masih merasa sanggup. Jangan sesekali mengatakan kamu tidak mencintainya lagi, jika kamu masih tidak dapat melupakannya.

Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan, walaupun mereka telah dikecewakan. Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dikhianati. Kepada mereka yang masih ingin mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan Kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangunkan kembali kepercayaan.

Jangan simpan kata-kata cinta pada orang yang tersayang sehingga dia meninggal dunia lantaran akhirnya kamu terpaksa catatkan kata-kata cinta itu pada pusaranya. Sebaliknya ucapkan kata-kata cinta yang tersimpan dibenakmu itu sekarang selagi ada hayatnya.

Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dan bercinta dengan orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterimakasih atas karunia tersebut.

Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh,penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat dan kemarahan menjadi rahmat.

Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan kamu tidak pernah memiliki keberanian untuk menyatakan cintamu kepadanya.

Seandainya kamu ingin mencintai atau memiliki hati seorang gadis, ibaratkanlah seperti menyunting sekuntum mawar merah. Kadangkala kamu mencium harum mawar tersebut, tetapi kadangkala kamu terasa bisa duri mawar itu menusuk jari.

Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu, hanya untuk menemukan bahwa pada akhirnya menjadi tidak berarti dan kamu harus membiarkannya pergi.

Kadangkala kamu tidak menghargai orang yang mencintai kamu sepenuh hati, sehingga kamu kehilangannya.Pada saat itu, tiada guna penyesalan karena perginya tanpa berkata lagi.

Cintailah seseorang itu atas dasar siapa dia sekarang dan bukan siapa dia sebelumnya.
Kisah silam tidak perlu diungkit lagi, kiranya kamu benar-benar mencintainya setulus hati.

Hati-hati dengan cinta, karena cinta juga dapat membuat orang sehat menjadi sakit, orang gemuk menjadi kurus, orang normal menjadi gila, orang kaya menjadi miskin,raja menjadi budak, jika cintanya itu disambut oleh para pecinta PALSU.

Kemungkinan apa yang kamu sayangi atau cintai tersimpan keburukan didalamnya dan kemungkinan apa yang kamu benci tersimpan kebaikan didalamnya.

Cinta kepada harta artinya bakhil, cinta kepada perempuan artinya alam, cinta kepada diri artinya bijaksana,cinta kepada mati artinya hidup dan cinta kepada Tuhan artinya Takwa.

Lemparkan seorang yang bahagia dalam bercinta kedalam laut, pasti ia akan membawa seekor ikan.Lemparkan pula seorang yang gagal dalam bercinta ke dalam gudang roti, pasti ia akan mati kelaparan.

Seandainya kamu dapat berbicara dalam semua bahasa manusia dan alam, tetapi tidak mempunyai perasaan cinta dan kasih, dirimu tak ubah seperti gong yang bergaung atau sekedar canang yang gemericing.

Cinta adalah keabadian ... dan kenangan adalah hal terindah yang pernah dimiliki.
Siapapun pandai menghayati cinta, tapi tak seorangpun pandai menilai cinta karena cinta bukanlah suatu objek yang bisa dilihat oleh kasat mata, sebaliknya cinta hanya dapat dirasakan melalui hati dan perasaan.

Cinta mampu melunakkan besi,menghancurkan batu,membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dahsyatnya cinta.

Cinta sebenarnya adalah membiarkan orang yang kamu cintai menjadi dirinya sendiri dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kamu inginkan. Jika tidak, kamu hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kamu temukan didalam dirinya.

Kamu tidak akan pernah tahu bila kamu akan jatuh cinta. Namun apabila sampai saatnya itu,raihlah dengan kedua tanganmu dan jangan biarkan dia pergi dengan sejuta rasa tanda tanya dihatinya.

Cinta bukanlah kata murah dan lumrah dituturkan dari mulut kemulut tetapi cinta adalah anugerah Tuhan yang indah dan suci jika manusia dapat menilai kesuciannya.

Bercinta memang mudah, untuk dicintai juga memang mudah. Tapi untuk dicintai oleh orang yang kita cintai itulah yang sukar diperoleh.

Jika saja kehadiran cinta sekedar untuk mengecewakan, lebih baik cinta itu tak pernah hadir.

Rabu, 01 April 2009

TRIK MURIT SUKSES

Menjadi murid yang sukses tentu merupakan harapan kita semua. Baik itu murid sendiri maupun orang tuanya. Tetapi kenyataan di lapangan, murid yang sukses jumlahnya sangat sedikit. Ini tentu timbul pertanyaan mengapa demikian ?. Berdasarkan Human Development Index (HDI) Indonesia menempati peringkat 151, kalah jauh dengan negara-negara tetangga. Ini tentu sangat memprihatinkan. Melalui tulisan ini saya ingin mengajak para murid menjadi orang yang sukses, bagaimana caranya ? Berikut ini beberapa triks yang bisa digunakan yaitu :



*Merasa butuh dengan pelajaran

Ada seorang nenek yang umurnya sangat lanjut. Selama hidup dia tidak pernah mengenal bangku sekolah. Tetapi dia bisa membedakan nilai mata uang rupiah dan bisa melakukan transaksi keuangan walaupun dia buta huruf. Kenapa bisa terjadi ? Hal ini disebabkan karena si nenek merasa butuh untuk mengenal nilai mata uang dalam kehidupan sehari-hari. Contoh lain warga suatu desa tidak pernah belajar konstruksi jembatan tetapi mereka bisa membuat jembatan dari bambu. Hal ini disebabkan karena warga tersebut butuh dengan jembatan itu untuk menghubungkan dengan desa sekitarnya sehingga mereka berusaha keras untuk belajar membuat jembatan. Mengapa murid kita tidak bisa menguasai materi pelajaran walaupun mereka belajar bertahun-tahun ? Hal ini dikarenakan para murid tidak merasa butuh dengan materi pelajaran tersebut. Murid kita tidak bodoh, mereka bahkan pintar, hal ini terlihat ketika murid kita dengan mudahnya menguasai game-game PS yang cukup sulit. Hal ini dikarenakan mereka butuh bisa untuk memainkan permainan PS tersebut. Jadi kunci untuk menjadi murid yang sukses adalah merasa butuh dengan pelajaran.

*Senang dengan pelajaran

Jika seseorang anak lelaki senang dengan seorang anak perempuan maka anak lelaki tersebut akan berupaya untuk mendapatkan hati si anak perempuan dengan berbagai cara sampai dia berhasil. Demikian juga seseorang yang senang main gitar maka ia akan terus bermain walaupun membutuhkan waktu yang lama. Tidak ada rasa bosan jika seseorang menyenangi sesuatu. Nah, kunci sukses yang kedua adalah murid harus merasa senang dalam belajar. Belajar tidak dikarenakan paksaan dari pihak luar seperti guru dan orang tua. Belajar berjalan dengan sendirinya karena dia menyenangi pelajaran itu.

*Buat kebiasaan yang baik

Setelah kamu merasa butuh dan menyenangi pelajaran maka kunci yang ketiga adalah selalu membuat kebiasaan yang baik. Kebiasaan yang baik itu antara lain semangat untuk terus maju, mempunyai kedisiplinan dalam segala hal, mempunyai etos kerja yang tinggi dan suka membaca, menulis dan berkreasi.

*Peniru yang kreatif

Agar bisa melakukan sesuatu maka jadilah peniru yang kreatif. Mengutip pendapat Romi Satrio Wahono, gunakanlah falsafah ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi). Amati yang mau dicontoh, kemudian buat seperti yang ditiru dan dilanjutkan dengan melakukan modifikasi dari aslinya.

*Religi

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan, dimana kemampuan manusia hanya berusaha tetapi Tuhanlah yang menentukan. Setelah kita kerja keras maka hasil akhir pasrahkan pada yang Kuasa dengan berdoa dan melaksanakan semua kewajiban.
Itulah lima triks agar anda sebagai murid sukses. Selamat mencoba.

Sumber : ardansirodjuddin.wordpress.com

Memory hypnosis

Fenomena hypnosis terjadi ketika seseorang (selanjutnya disebut: subjek) mengalami perubahan pada persepsi, memori atau mood-nya sebagai respon atas sugesti yang diberikan oleh hypnotist (selanjutnya disebut: praktisi). Untuk menjelaskan fenomena ini agak sulit karena hal ini sebenarnya merupakan fenomena yang abstrak dan eksperensial, perlu dialami. Berdasarkan pengalaman, saat sesi hypnosis berlangsung saya di Prima Study memberikan panduan kepada subjek guna menciptakan situasi yang diinginkan, tentunya dengan mengacu pada kemampuan si subjek. Pada kondisi ini, distorsi informasi sangat dimungkinkan terjadi. Karenanya keakuratan informasi hanya dapat ditentukan berdasarkan informasi yang diingat si subjek (memori subjek).



Sejalan dengan pernyataan di atas, jika subjek termotivasi untuk memberikan informasi yang keliru pada saat hypnosis (misalnya dengan melaporkan suatu pengalaman yang sebenarnya tidak terjadi) maka hal itu sangat dimungkinkan. Pada kondisi tersebut umumnya subjek memberikan informasi sebagai tanggapan atas informasi masukan yang diberikan saat sesi hypnosis berlangsung. Penting untuk diperhatikan, bahwa hal ini sebenarnya menunjukan bahwa imajinasi subjek dapat terus bekerja dalam kondisi hypnosis dan bukan ingin memberikan kesimpulan bahwa hypnosis yang menyebabkan terjadinya distorsi informasi. Menurut Echabe dan Rovira, 1989, memori sangat dipengaruhi oleh representasi yang sebelumnya telah ada (pre-existing), namun kejadian atau informasi tambahan setelahnya (postevent) juga sangat efektif untuk menciptakan distorsi informasi, baik pada dewasa maupun pada anak-anak (Ceci, Ross & Toglia, 1987).

Memori merupakan proses konstruktif dan rekonstruktif. Hal ini menunjukan suatu proses yang sangat dinamis. Berbagai perubahan yang terjadi pada memori sangat erat kaitannya dengan kondisi emosional individu bersangkutan. Memang hypnosis dapat meningkatkan kuantitas memori individu, sehingga individu bersangkutan dapat mengingat lebih banyak informasi. Namun perlu juga dicermati bahwa akurasi dari informasi tersebut sangat bergantung sepenuhnya pada individu bersangkutan. Keyakinan individu dapat muncul salah satunya karena preferensinya pada suatu kejadian atau informasi. Kembali lagi hal ini menekankan bahwa emosi memainkan peranan yang sangat penting dalam pembentukan memori. Untuk lebih menjelaskan mengenai hal ini, perlu juga dibahas mengenai fenomena pseudomemory.

Pseudomemory

Fenomena pseudomemory sangat erat kaitannya dengan penerimaan subjek atas informasi yang disampaikan setelahnya (post-event). Dalam konteks hypnosis, hal ini dapat dilakukan dengan memberikan informasi tambahan setelah induksi. Setelah subjek kembali pada kesadarannya semula, selajutnya diberikan pengujian atas informasi yang telah disampaikan sebelumnya.

Fenomena pseudomemory sangat berkaitan erat dengan daya penerimaan individu atas hypnosis (hypnotic susceptibility). Pada individu yang memiliki daya penerimaan hypnosis tinggi, pseudomemory lebih sering terjadi demikian pula sebaliknya seperti yang dilaporkan oleh Labelle, Laurance, Nadon & Perry, 1990, dan juga McConkey, Labelle, Bibb & Bryant, 1990. Sebagai tambahan pseudomemory juga lebih mudah terjadi pada kondisi hypnosis dibandingkan pada kondisi sadar (waking) (Sheehan, Statham & Jamieson, 1991).

Faktor lain yang turut mempengaruhi terjadinya pseudomemory antara lain tipe stimulus yang diberikan, berbagai pengaturan yang telah dipersiapkan sebelumnya, model pengujian memori, keberadaan reward bagi subjek dan berbagai pengaruh kontekstual lainnya (Spanos, Gwynn, Comer, Baltruweit & de Groh, 1989).

Karena optimalitas hypnosis sangat ditentukan oleh keberadaan rapport antara praktisi dan subjek, dan pseudomemory lebih sering terjadi pada kondisi hypnosis, maka tentunya rapport memainkan peranan pada pseudomemory. Kata rapport berasal dari bahasa Perancis, rapporter yang berarti memberikan. Rapport sangat berkaitan dengan hypnosis. Dalam konteks hypnosis klinis, istilah rapport datang dalam berbagai versi. Ada yang menyebutnya sebagai keterkaitan archaic (Shor, 1962), faktor hubungan sosial (Sarbin & Coe, 1972), tranference (Gill & Brenman, 1961) dan fusional atau aliansi simbiotik (Diamond, 1988). Berkenaan dengan hypnosis, rapport dapat dipahami sebagai interaksi positif antara praktisi dan subjek, yang menimbulkan rasa nyaman dan relaks pada diri subjek. Keterkaitan archaic (Shor) atau rapport merupakan salah satu faktor yang memfasilitasi respon hypnotik, termasuk pula di dalamnya pseudomemory. Dengan menurunnya rapport, maka respon hypnotik pun juga semakin berkurang (Sheehan, 1980) yang artinya jika dikaitkan dengan pseudomemory maka fenomena tersebut juga turut berkurang.

Di Prima Study ada kalanya pada sesi hypnosis informasi yang diberikan akurat dan tidak membutuhkan verifikasi lebih lanjut. Hal ini diindikasikan dengan keyakinan subjek akan informasi tersebut. Namun keyakinan subjek atas informasi yang diberikan bukanlah satu-satunya indikator bahwa memori yang disampaikan benar-benar akurat. Kemampuan seorang subjek dihypnosis (hypnotic susceptibility) turut berpengaruh pada penciptaan memori.

Walaupun hypnosis tidak sepenuhnya menyebabkan distorsi informasi, namun hypnosis dapat "menyetir" subjek pada kekeliruan informasi, kesalahan informasi bahkan membuat-buat informasi (confabulation). Distorsi memori juga dapat disebabkan karena motivasi subjek untuk menyenangkan si praktisi.

Pengekangan memori

Memori dapat dimunculkan bahkan dirubah secara permanen. Dalam beberapa konteks hal ini sangat serius utamanya jika dilihat dalam konteks forensik (Orne, 1979). Memori dapat dimunculkan, dihapus dan diciptakan oleh kejadian yang terjadi selama atau setelah waktu encoding, dalam periode penyimpanan, atau dalam proses pemanggilan kembali. Mengingat hal tersebut, maka tidak berlebihan kiranya jika kemudian pengekangan (repression) dan pemisahan (dissociation) merupakan proses kunci pada beberapa pendekatan terapi. Berdasar teori ini memori yang traumatik dapat diblokade secara tanpa sadar dan hal ini mengarahkan orang pada tidak memiliki memori berkenaan dengan hal traumatik tersebut. Namun memori dari kejadian yang traumatik ini dapat kemudian diakses kembali pada saat yang lain. Harap diingat bahwa tidak ada satu pernyataan ilmiah pun yang menghubungkan antara trauma dengan memori (McConkey & Sheehan, 1995). Pernyataan yang ada lebih menekankan pada memori yang disampaikan secara spontan atau setelah prosedur terapi dapat akurat, tidak akurat, dibuat-buat atau gabungan antara semuanya.

Berhubungan dengan kesimpulan tersebut, saat ini semakin banyak pengakuan dari subjek yang menjalani sesi terapi tanpa memori mengenai pelecehan seksual sebelumnya, dan setelah proses terapi mendapatkan berbagai detil mengenai memori pelecehan seksual yang dilakukan oleh anggota keluarga. Banyak dari subjek tersebut yang kemudian menyakini bahwa memorinya merupakan suatu yang benar-benar meyakinkan yang mana telah dipulihkan melalui hypnosis.

Banyak literatur yang mempertanyakan keakuratan dari memori yang telah lama, seperti yang dikemukakan oleh (Loftus & Ketcham, 1994) dan (Neisser & Harsch, 1992). Dari literatur tersebut didapatkan bahwa kejadian atau informasi yang teringat dari masa lampau sering kali tidak muncul seperti apa yang sebenarnya terjadi. Memori dari suatu kejadian di masa lampau, utamanya memori dari masa kecil, sangat dimungkinkan untuk terdistorsi bahkan mengalami kekeliruan.

Terminologi "Recovered Memory Therapy" menunjukan suatu jenis terapi berkenaan dengan memori dari masa lampau. Sebenarnya terminologi yang lebih tepat adalah "recovery of therapeutic purposes of repressed memories" atas suatu kejadian. ontoh untuk hal ini seperti pelecehan seksual yang sering kali diasosiasikan dengan ritual satanik atau manifestasi dari Multiple Personality Disorder (MPD).

Pelecehan dan berbagai issue lainnya yang terlupakan bukan berarti represi atas kejadian tersebut. Memori dapat saja dihindari, namun bukan berarti tidak dapat diakses. Untuk hal ini, satu individu dapat melakukannya lebih baik dari individu yang lain.

Terapi bisa saja memberikan akses pada memori dan memberikan laporan berkenaan dengan memori yang bersangkutan. Terapi dapat pula memberikan masukan, petunjuk, dan sugesti tentang berbagai hal yang lebih pas, lebih masuk pada suatu kejadian. Dengan demikian maka sebenarnya terapi pun dapat saja mendistorsi suatu memori yang akurat.

Hypnosis yang digunakan untuk tujuan terapeutik perlu diperhatikan benar-benar aplikasinya. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan hubungan antara memori dan hypnosis antara lain: asosiasi antara emosi dan pemanggilan ulang informasi, implikasi dari kekeliruan dalam hypnosis, kemungkinan konfirmasi atau sugesti mengenai pelecehan mungkin saja secara tidak sengaja terkomunikasikan kepada subjek, dan interpretasi atas "bukti" sesi yang mana bisa tidak konsisten dengan data ilmiah.

Penanan emosi sangatlah signifikan utamanya dalam kaitannya dengan tujuan forensik, di mana kondisi baik subjek dapat terancam oleh prosedur forensik yang diadopsi oleh praktisi. Berkaitan dengan uraian di atas mengenai hubungan antara emosi dan memori, stres yang dialami oleh individu saat pemanggilan ulang informasi (yang mungkin) relevan, memunculkan pertanyaan apakah stress lanjutan diperbolehkan dalam pencarian informasi yang memiliki tujuan legal.

Ketika asosiasi antara memori dan hypnosis terlibat, maka perhatian khusus (secara teknis dan klinis) diperlukan pada reabilitas pelaporan memori. Pada konteks teknis, diperlukan prosedur khusus yang bertujuan untuk menentukan apakah pelaporan benar-benar dapat dipercaya (contohnya pemeriksaan independen pada informasi yang disampaikan saat hypnosis). Ketika reputasi personal dapat terpojok, contohnya oleh pemunculan ulang informasi mengenai pelecehan, maka praktisi perlu memastikan bahwa segala informasi yang disampaikan harus benar-benar akurat.

Kesimpulan

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya (Sheehan & McConkey, 1993) hypnosis bukan hanya komunikasi dalam artian yang biasa. Hypnosis sering kali berkaitan dengan perubahan radikal dalam pemikiran individu yang dapat muncul pada berbagai konteks sosial yang berbeda-beda, termasuk di dalamnya terapi. Subjek yang dihypnosis sering kali tidak memiliki kemampuan untuk menganalisa secara kritis atas informasi yang disampaikan saat sesi hypnosis berlangsung (Kihlstrom, 1985). Hal berimplikasi pada aplikasi hypnosis untuk tujuan klinis. Walaupun hypnosis dapat menambahkan kuantitas informasi yang disampaikan, namun kembali lagi tidak memberikan penekanan pada keakuratan ataupun ketidakauratan atas informasi yang disampaikan.
Sumber : Pendidikan.net

Search

Template by : kendhin x-template.blogspot.com